DESAKU

Aleks Giyai

Kini hijau desaku hijaunya kelabu
Hektaran tanah bertumbuh sekam
Tak ada lagi hamparan kebun
Pun ubi dan sagu yang terbilang pokok sehari hilang
Udara sejuk pedesaan perlahan menghilang
Lambat laun kian gersang dan tandus
Bunga yang dulunya penghias pinggiran jalan
Kini terlintas roda-roda kendaraan berduri
Angin dan topan melanda desaku
Murka durhaka sedang mendustai rakyat
Puing-puing ilmu kaum terdidik jadi durjana
Karena intelektual lebih memilih berfoya-foya
Di balik gedung-gedung yang membungkam
Kini masyarakat memulai hijrah berkelana
Mendewakan kota-kota tanpa tujuan menyembah
Anak dan istri tanggis rintih merintih di kebun tua
Di beranda setiap rumah ilalang tumbuh melangit
Desaku 
Tak sesejuk dahulu sebagai panutanku
Tak seindah masa kecilku sebagai gembiraku
Dan tak seharum bunga-bunga yang telah berlalu
Di ujung kelopak mata ini hanya airmata berderai

Hollandia, 30/05/17
Karya : Aleks Giyai


Share on Google Plus

ABOUT ME Andy Giyai

Hidup berjuang demi masyarakatku yang selalu di tindis, di bunuh, di rampok, di siksa seperti binatang buruan di hutan oleh Militerisme Aparat Polisi dan Tentara Nasional Indonesia dan di curi, di rampas serta di kuras habis hasil kekayaan alamku pribumi West Papua oleh negara Indonesia dengan mengupdate berbagai Informasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang terjadi di atas tanahku Papua Barat melalui media Web Online pribadi atau di dunia internasional secara berimbang dan beragam".
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar