IRONI HIDUP KITA DI PLANET BUMI

Bupati Kab Dogiyai An Yakobus Dumupa

Saat ini, kita (segenap umat manusia di muka bumi) sedang menghadapi situasi atau kejadian ironi dalam hampir semua aspek kehidupan kita. Banyak situasi atau kejadian yang bertentangan dengan apa yang kita diharapkan atau yang seharusnya terjadi. Seolah-olah semuanya itu adalah takdir yang harus diterima oleh segenap umat manusia.
Situai dan kejadian yang ironis itu antara lain:
(1) Jumlah populasi manusia terus tertambah, tetapi daya tampung bumi dan sumberdaya alam untuk menopang kehidupan kita justru terus berkurang;
(2) Kita mengharapkan bumi yang ramah dan harmonis dengan kehidupan, tetapi bencana alam terus meningkat;
(3) Kuantitas dan kualitas ajaran agama atau ajaran lainnya yang berkaitan dengan kebaikan dan kebenaran terus dikembangkan, tetapi kebanyakan kita justru mempraktekkan kehidupan yang buruk dan salah (kuantitas dan kualitas dosa kita terus meningkat);
(4) Kampanye pola hidup sehat dan teknologi kesehatan terus dikembangkan, tetapi kuantitas dan kualitas penyakit terus berkembang lebih cepat (banyak muncul banyak penyakit kronis yang sangat sulit untuk disembuhkan);
(5) Banyak ilmu pengetahuan dan teknologi diciptakan dan dikembangkan, tetapi masalah kehidupan terus meningkat (ilmu pengetahuan dan teknologi tidak menyelesaikan masalah, tetapi justru terkesan menambah masalah dalam kehidupan kita);
(6) Kampanye terhadap kehidupan yang damai, demokratis, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia terus dilakukan, tetapi kebencian, perpecahan permusuhan, peperangan dan pelecehan terhadap nilai hak asasi manusia justru terjadi dimana-mana dengan pesat;
(7) Banyak organisasi atau persekutuan bersama yang didirikan dalam ruang lingkup daerah, nasional, dan internasional untuk menjaga keharmonisan hidup di dunia dan sebagai sarana menuju ke surga kelak, tetapi kebanyakan organisasi atau persekutuan bersama tersebut justru dijadikan alat untuk meraih kepentingan politik, meraup keuntungan ekonomi, dan memperoleh status sosial yang bergengsi;
 (8) Dan masih banyak situasi atau kejadian yang ironis lainnya, yang makin hari makin bertambah kuantitas dan kualitasnya.
Dampak dari semuanya ini adalah (1) kehancuran bumi!; dan (2) kehancuran kehidupan!

Jadi, apa, siapa, dan bagaimana yang salah?

Sesungguhnya, Allah telah menciptakan bumi dan segala isinya sebagai bagian dari jagat raya ini secara harmonis dalam sistem keteraturannya sendiri. Tugas kita, manusia, sebagai “makluk mulia” (karena diberi bonus akal dibanding dengan makluk lainnya) dalam hal ini adalah hanya menjaga keharmonisan hidup dalam sistem keteraturan yang telah diatur oleh Allah itu. Tetapi justru yang terjadi adalah “kita melawan sistem keteraturan Allah”. Makanya, kini kita sedang menghadapi situasi atau kejadian yang ironis, yang sudah tidak dapat diatasi dengan cara apapun juga. Anak panah kehancuran bumi dan kehancuran kehidupan sudah lepas dari busurnya. Kita hanya menunggu waktu akhir bumi dan akhir kehidupan kita.
Tetapi mumpung masih ada bumi (walaupun sudah mulai keropos) dan mumpung masih ada kehidupan (walaupun sudah kacau balau), marilah kita cerdas dan bijaksana mengelola bumi dan mengatur kehidupan kita. Muda-mudahakan masih ada belaskasihan dari Allah, sehingga kehancuran bumi dan kehancuran kehidupan itu tidak terjadi sekarang (walaupun pada waktunya akan hancur juga!).

(Dumupa Odiyaipai)


Share on Google Plus

ABOUT ME Andy Giyai

Hidup berjuang demi masyarakatku yang selalu di tindis, di bunuh, di rampok, di siksa seperti binatang buruan di hutan oleh Militerisme Aparat Polisi dan Tentara Nasional Indonesia dan di curi, di rampas serta di kuras habis hasil kekayaan alamku pribumi West Papua oleh negara Indonesia dengan mengupdate berbagai Informasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang terjadi di atas tanahku Papua Barat melalui media Web Online pribadi atau di dunia internasional secara berimbang dan beragam".
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar