MAKNA DAN HADIA HUT RI YANG KE-72 BAGI RAKYAT PAPUA

 Menjelang Perajaan HUT NKRI yang ke -72 yang akan diperingati pada 17 agustus 2017.
Perayaan HUT RI tahun ini beda dengan tahun sebelumnya, di kota jayapura misalnya Bendera Merah putih dikibarkan di berbagai tempat sampai di kamar mandi juga ada bendera merah putih.

Di sepanjang jalan kota jayapura bederah merah putih seperti umbul-umbul.

Apa makna dari kemerdekaan sebuah negara atau bangsa ? apakah pengibaran bendera merah putih dari dalam kamar sampai dengan di dapur ini makna dari merdeka itu?

Saat orang indonesia sedang antusias untuk perayaan HT RI orang papua sedang duduk menangis melihat darah dan air mata yang belum juga berakhir hingga memasuki peringatan 72 tahun kemerdekaan indonesia 17 agustus 2017.

Penembakan di deyai oleh Brimib membawah duka sekaligus hadiah atau kado ulang tahun kemerdakaan RI bagi Rakyat Papua.

Bukan hanya di Deiyai namun kado BERIKUTNYA penembakan oleh Anggota TNI terhadap rakyat sipil di Pelabuhan Pomako Timika menjadi kado spesial oleh negara kepada rakyat Papua.

Mengapa kami katakan ini hadia berharga ? Penembakan itu dilakukan sesuai dengan pancasila, Di mana sila ke dua dan sila ke empat menyatakan bahwa : Kemanusiaan Yang adil dan beradap. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Jadi penembakan di Deiyai itu melalui prosedur dan amanat Pancasila.

Sebelum memasuki bulan Agustus ada peristiwa membawa korban jiwa yang yaitu konflik politik praktis kepetingan kaum borjuis banyak rakyat jadi korban dalam pemilihan bupati di beberapa daerah seperi, Puncak Jaya, ada konflik, Intan Jaya konflik, Nduga konfik yang jadi korban Rakyat.


Demokrasi libral politik praktis ini bukan hanya membawah korban tetapi, merusak moral, menghancurkan kekerabatan dan kehidupan sosial hingga konflik dalam rumah tangga juga terjadi karena beda Partai Politik beda calon bupati karena istri, suami, anak dalam rumah beda partai. Merusak rumah tangga hancur.

Darah terus mengalir bumi cendrawasih, duka di mana-mana seperti jamur di musim hujan. Sementara itu Indonesia sedang memainkan politik luar negeri bebas aktif secara kontinyu mengkampanye keberhasilan pembagunan melalui Otsus di papua.

Baberapa hari lalu atau akhir bulan juli Duta besar Indonesia New Zeland Yahya Tantowi, berkampanye bahwa 7 Negara Pasifik yang konsiten terus mengakat isu Hak Penentuan Nasib sendiri dan Pelanggaran HAM di Papua itu Hoax tidak benar.

Karena Jokowi sekarang fokus perhatian Pembagunan Insprastruktur di Papua dan tidak pelanggaran HAM kata Tantowi.
Sesungguhnya Pembagunan infrastruktur di Papua hanya kepetingan imperalis tidak mengutungkan rakyat Papua.

Pembagunan yang Jokowi canangkan untuk siapa, pertanyaan ini kita jawab bahwa pembagunan jalan, bandara dan pelabuhan itu hanya kepentingan kapatis dan imperalis.

Akses jalan dibuka untuk kepentingan explorasi sumber daya alam di Papua. Selain mengisap hasil bumi yang melimpah di tanah Papua, yang menguntungkan adalah para migran yang akan datang untuk mencari lapangan kerja di Papua.
Pembangunan inprstruktur oleh resim Jokowi di Papua sesungguhnya Pembunuhan masal orang Papua secara Masif dan Terstruktur.

Jokowi sedang membunuh orang Papua secara sadar atau tidak sadar hal ini sedang terjadi.
Pembangunan panggalan militer di beberapa daerah di Papua seperi Panggalan Militer di Yahukimo, Di Wamena, di Kaimana dan Markas Brimob di Nanire adalah program untuk melenyapkan orang asli Papua.

pangkalan Militer ini dibahun hanya untuk mengawal dan melindungi Imperalis dan perusahaan mini yang betoperasi di Papua.
Militer tidak akan pernah melindungi rakyat tetapi mereka akan menjaga dan melindungi investor.

Setelah Pangkalan militer berdiri di mana-mana mereka juga akan merebut tanah -tanah adat di beberapa daerah yang akan membangun pangkalan militer. Kita akan jumpai papan nama Ini tanah milik TNI, ini tanah milik PT ini dan lain sebagainya. Ketiga masyarakat adat ribut akan berhadapan dengan Militer. Hal ini sedang terjadi dan akan terjadi.

Sekarang kita bisa melihat Penembakan di Deiyai oleh Brimob Hanya melindungi pemodal atau parusahan nyawa manusia harus dikorbankan, militer tidak akan pikir tentang manusia tetapi, dia akan mementingkan keamanan Investor. 

Penembakan Terhadap warga masyarakat di Pelabuhan Pemako Timika oleh anggota TNI pada tanggal 09 Agustus 2017, hari pribumi Internasional itu terjadi hanya melindungi Migran yang merupakan nelayan pencuri ikan di Papua.

Nilai manusia tidak penting bagi Indonesia yang penting adalah hasil buminya, sehingga manusia harus dimusnahkan dari Bumi Cendrawasih. 

Jadi Perayaan HUT RI yang ke 72 ini ada beberapa keberhasilan dan kado spesial sebagai makna kemerdekaan Indonesia di Papua.

Kado Spesial untuk orang Papua yang sangat berarti adalah Penembakan Deyai Berdarah 1 agustus 2017 dan Penembakan di Pelabuhan Pomako Timika oleh TNI.
Terima Kasih Indonesia sudah berhasil mendidik orang Papua pintar makna Penjajahan itu sesungguhnya.

BY. Ones.

Share on Google Plus

ABOUT ME Andy Giyai

Hidup berjuang demi masyarakatku yang selalu di tindis, di bunuh, di rampok, di siksa seperti binatang buruan di hutan oleh Militerisme Aparat Polisi dan Tentara Nasional Indonesia dan di curi, di rampas serta di kuras habis hasil kekayaan alamku pribumi West Papua oleh negara Indonesia dengan mengupdate berbagai Informasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang terjadi di atas tanahku Papua Barat melalui media Web Online pribadi atau di dunia internasional secara berimbang dan beragam".
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar