Paradoks Melanesia Papua Barat
AG News__ Seluruh rangkaian peristiwa pahit masa lalu telah menjadi kepompong kemudian berubah membentuk kupu-kupu yang akan terbang ke seluruh dunia untuk menjelaskan sebuah kebenaran.
Kemudian berbagai propaganda dirancang untuk membuat atmosfir dunia menjadi gelap gulita untuk membentuk opini yang keliru, untuk menyesatkan sebuah perjalanan panjang menuju kemerdekaan Bangsa Melanesia Papua Barat
Tampak jelas bukan ?
Mereka mulai ketakutan, ingin membuat jalan pintas, Menyulap negeri Melanesia Papua Barat, seolah tampak pembangunan benar adanya.
Seolah terlihat maju dengan hadirnya infrastruktur, seolah nyaman dengan berbagai program pemerintah yang membingungkan.
Tetapi tahukah kalian ?
Orang asli Papua Melanesia berteriak Merdeka saja ditangkap dan disiksa.
Orang asli Papua Melanesia Barat terdiskriminasi di tanahnya sendiri dan tertutup bagi dunia luar
Namun kami tetap berjuang untuk sebuah Kebenaran yang terjadi di tanah kami Melanesia Papua Barat
dan kehidupanku adalah perjuanganku
Sebuah pesan yang mampu menguatkan setiap jiwa yang ditinggalkan oleh kematian.
Bukankah Kemerdekaan adalah Hak Segala Bangsa ?
Maka orang asli Papua Melanesia juga berhak memperoleh sebuah kemerdekaan.
Seperti Palestina yang Indonesia mendukungnya.
Mengapa dengan Papua Barat tidak ?
Aku tidak pernah menutup mataku atas apa yang terjadi di tanah Melanesia Papua Barat meski ragaku jauh terasing di sini.
Bangsa Kami Melanesia
Papua Barat membutuhkan kemerdekaan!
Terbukti pada pergantian setiap Presiden yang membawa misi kemanusiaan dan kesejahteraan tidak berlaku untuk Papua Barat.
Semua orang mengetahui itu!
Ketika gaung kemerdekaan terasa dekat
Indonesia berlari sekuat tenaga
Untuk datang ke Melanesia Papua Barat
dan menjadi malaikat secara tiba-tiba
menggunakan topeng berganti karakter
menyuguhkan pemandangan yang indah tentang Papua Barat yang dianak emaskan
berharap orang Papua akan terlena
kemudian melupakan perjuangan.
Tuhan Allah Bapa di Sorga maha mengetahui atas apa yang terjadi di Papua Barat hingga pada akhirnya nanti.
Aku akan menyusuri bibir pantai menikmati matahari tenggelam
dan menikmati senja yang damai dengan sajian masakan mama.
Melanesia!
Papua Barat pasti Merdeka jua !
Salam dan DOA Exile
Oleh, Herman Wainggai
Washington, DC Amerika Serikat
0 komentar:
Posting Komentar