DEIYAI BERDARAH: PELANGARAN HAM BERAT
Penembakan Deiyai yang telah menewaskan Yulianus Pigai dan melukai 16 orang lainnya, disebut telah memenuhi unsur-unsur pelanggaran HAM berat karena tujuan penembakan diduga untuk memusnahkan atau mematikan.
Hal itu menjadi sorotan Lembaga
Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari,
melalui rilisnya kepada Jubi, Kamis (3/8). Menurut Direktur LP3BH, Yan
Warinusi, aparat kepolisian terindikasi kuat telah melakukan kejahatan genosida
dan kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana diatur dalam pasal 7 Undang
Undang Pengadilan HAM.
=========================================
LAPORAN
GUARDIAN: PROTES PAPUA BARAT - POLISI INDONESIA MEMBUNUH SATU DAN MELUKAI
LAINNYA.
Polisi paramiliter Indonesia
telah menembak dan membunuh satu orang dan melukai beberapa lainnya dalam
sebuah demonstrasi di sebuah desa di Papua Barat, menurut kelompok hak asasi
manusia dan saksi lokal.
Seorang pria berusia 28 tahun
dilaporkan terbunuh dalam insiden di Kabupaten Deiya pada Selasa siang, dan
sampai tujuh orang terluka, termasuk setidaknya dua anak.
DPRD kabarnya telah menyerukan
penangkapan petugas yang terlibat, dan untuk penarikan brigade mobil polisi,
yang dikenal dengan nama Brimob.
"Pasukan gabungan polisi,
polisi brigade mobil dan perwira militer datang. Tidak mengajukan pertanyaan
tapi menembak beberapa pemuda, "kata Pastor Santon Petege kepada situs
informasi Papua Barat, Tabloid Jubi.
"Tidak ada tembakan
peringatan sama sekali," kata saksi Elias Pakage. "Petugas segera
menembaki penduduk desa yang tidak bersenjata."
======================
Paniai, Jubi – Gereja khatolik
Dekenat Paniai mengutuk keras peristiwa penembakan terhadap warga sipil di
kampung Oneibo, Distrik Tigi, Deiyai yang menewaskan satu orang dan empat
lainnya mengalami luka tembakan, Selasa (1/8/17).
Hal itu ditegaskan Pastor Dekan Dekenat
Paniai, Pater Marten E. Kuayo, Pr bahwa kasus penembakan empat pelajar di
lapangan Karel Gobay Enarotali 8 Desember 2014 belum selesai namun terjadi lagi
penembakan baru yang korbannya adalah anak-anak muda masa depan Papua.
“Menjelang tigs tahun peristiwa
penembakan di Enarotali terjadi lagi di Deiyai oleh polisi dan Brimob. Gereja
Katolik Dekenat Paniai dan Keuskupan Timika mengutuk keras pelaku oknum polisi
dan Brimob serta PT. Dewa yang kerjasama dengan kepolisian untuk membunuh umat
saya. Cara menanggapi apa yang terjadi tengah masyarakat itu tidak manusiawi.
Apalagi sampai korbankan nyawa manusia. Kami pimpinan gereja Katolik mengutuk
keras,” tegas Pater Marten E. Kuayo, Pr, kepada Jubi, di pastoran St. Yusuf
Enarotali, Kamis, (3/8/2017).
Kuayo mengatakan gereja mengajak
polisi dan Brimob untuk jujur atas kesalahan itu karena kejujuran tidak
menyakitkan. Kekerasan demi kekerasan yang hampir sama terjadi menjadi luka
bathin semakin mendalam, maka ia sarankan pihak aparat keamanan harus merefleksikan
cara pendekatan terhadap masyarakat.
“Dengan cara pendekatan kekerasan
tidak dapat menyelesaikan masalah. Kalau tidak refleksi diri, saya yakin akan
terulang lagi. Maka, pimpinan Polri harus refleksi diri. Apa yang diomong oleh
pimpinan pemerintah di Jakarta, masalah Papua itu pendekatan ekonomi tapi
kenyataannya yang dilakukan oleh aparat Polisi dan TNI itu bertolak belakang.
Karena itu jangan persalahkan orang Papua, bila orang Papua ingin pisah dengan
NKRI dan berdiri sendiri. Karena cara-cara seperti itu membantu orang Papua
untuk mempertegas keingin untuk merdeka,” katanya.
Pater Santon Tekege, Pr
mengatakan selama ini di Meepago dalam suatu proyek selalu melibatkan pihak
militer sehingga ada keributan sedikit langsung melakukan penembakan.
“PT. Dewa ini sudah banyak
meresahkan umat Tuhan di negeri ini. Dia selalu libatkan militer. Bahkan yang
kerja itu militer. Tapi kalau perusahaan itu murni swasta, saya yakin tidak
akan ada pertumpahan darah. Jadi, perusahaan ini sedang jalan kerja dengan
kekuatan senjata. Cara itu harus rubah. Kalau mau aman, pemerintah jangan kasih
izin sama perusahaan ini,” kata Pater Santon.
Ia menambahkan keinginan Jokowi
untuk pembangunan di Papua diserahkan kepada militer itu benar. Bahwa PT. Dewa
ini masih memegang DOM (daerah operasi militer) hanya namanya saja Papua damai.
(*)
==========================
Solusi Akhir dari semua rentetan kekerasan diatas tanah Papua sejak Aneksasi
paksa sampai detik ini, yang dilakukan TNI POLRI di Papua adalah ORANG WEST
PAPUA MERDEKA Keluar dari Indonesia.
Komnas HAM Desak Presiden
Hentikan Pelanggaran HAM di Papua
=========================
“Kami akan tinggalkan jenazah
Yulianus di sini saja. Tidak mau dikuburkan, biar mereka (aparat) makan sudah.
Mereka bunuh karena mereka mau makan dia,”
===========================
Washingtonpost, JAKARTA, - Polisi
Indonesia menembaki warga desa asli Papua, menewaskan satu orang dan melukai
beberapa lainnya, termasuk dua anak, dalam sebuah konfrontasi yang meletus
setelah pekerja di sebuah perusahaan di daerah terpencil menolak untuk membawa
penduduk desa yang sekarat ke rumah sakit.
Parlemen wilayah Deiyai di Papua
timur telah meminta penangkapan perwira yang terlibat dalam penembakan tersebut
pada hari Selasa dan penarikan brigade mobil, sebuah unit paramiliter polisi.
Kepala distrik, Fransiskus Bobii,
mengatakan pada hari Rabu bahwa satu orang terbunuh dan bahwa dia berusaha
menenangkan ketegangan antara polisi dan penduduk desa.
Sebuah laporan polisi mengatakan
seorang pria berusia 28 tahun menderita luka peluru dan meninggal seketika.
Dikatakan empat orang lainnya luka-luka namun Santon Tekege, seorang imam
Katolik di Deiyai, dan seorang penduduk desa yang mengatakan bahwa dia
menyaksikan penembakan tersebut, Elias Pakage, menempatkan jumlah korban luka
pada tujuh termasuk dua anak. Akun dari usia anak-anak berbeda.
"Tidak ada tembakan peringatan
sama sekali," kata Pakage. "Petugas segera menembaki penduduk desa
yang tidak bersenjata."
Indonesia mempertahankan
kehadiran polisi dan militer yang signifikan di provinsi Papua dan Papua Barat
yang bergejolak, wilayah yang kaya akan mineral di mana gerakan separatis yang
berlangsung puluhan tahun mendidih dan masyarakat pribumi yang berpenduduk
mayoritas Kristen membenci masuknya orang-orang Muslim Indonesia, yang sekarang
melebihi jumlah mereka.
Berdasarkan informasi dari
kepolisian dan Pakage, peristiwa-peristiwa menjadi konflik setelah manajer
sebuah perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi di daerah tersebut
menolak untuk membiarkan penduduk desa yang tidak sadar dibawa ke rumah sakit
sekitar satu jam perjalanan jauhnya, karena takut disalahkan jika orang
tersebut meninggal dalam perjalanan .
Beberapa jam kemudian, dengan
pria tersebut tampaknya tewas, penduduk desa menghadapi para pekerja tersebut,
menculiknya, kata polisi. Polisi pergi ke desa, di mana mereka diserang dengan
batu dan panah dan ditanggapi dengan tembakan peringatan, kata polisi, tanpa
menjelaskan kematian dan luka-luka.
==========================
Laporaan media satuharapan: Rabu,
02 Agustus 2017
DEIYAI MENCEKAM PASCA PENEMBAKAN
OLEH APARAT, 1 ORANG TEWAS
DEIYAI, SATUHARAPAN.COM - Tujuh orang warga sipil
Deiyai ditembak oleh polisi dan Brimob dari Polsek Tigi sekitar pukul 17.30 WIT
pada hari Selasa, (1/8/2017) di tepi kali Oneibo, Tigi Selatan.
Satu orang meninggal, tiga orang
kritis dan lainnya mengalami luka-luka.
Peristiwa ini telah membuat
suasana di wilayah tersebut mencekam. Berdasarkan keterangan yang dihimpun
wartawan satuharapan di tempat kejadian, peristiwa ini dipicu oleh tenggelamnya
seorang warga, Ravianus Douw (24) di kali Oneibo.
Menurut keterangan saksi mata,
Peneas Edowai, Ravianus tenggelam sekitar pukul 16:30. Korban berhasil
diselamatkan oleh warga setempat dalam kondisi kritis. Warga setempat kemudian
memohon bantuan kendaraan kepada pihak perusahaan Putra Dewa Paniai yang sedang
membangun jembatan kali Oneibo untuk membawanya ke RSUD Deiyai.
Namun, pihak perusahaan tidak
memenuhi permintaan tersebut, sehingga salah seorang warga harus ke Waghete
untuk memanggil kendaraan yang jaraknya cukup jauh, kira-kira 10 km.
Ketika tiba di rumah sakit,
Ravianus tidak tertolong lagi. Diperkirakan lambatnya penganan medis yang
disebabkan oleh jarak dan waktu membuat korban tidak terselamatkan.
Hal ini telah memicu kemarahan
warga kepada pihak perusahaan. Warga sekitar mengamuk dan melampiaskannya
dengan membongkar camp perusahaan.
Selang beberapa waktu kemudian, sekitar
pukul 17.45, pasukan bersenjata lengkap dari satuan Brimob Polres Paniai, turun
ke lokasi dan membubarkan paksa massa dengan tembakan timah panas. Akibatnya,
tujuh orang korban tembakan timah panas dilarikan ke RSUD Deiyai.
Petugas UGD RSUD Deiyai, Yanuarius
Pekei, mengatakan sebanyak tujuh korban dilarikan ke RSUD dan satu orang telah
meninggal dunia karena kena tembakan sebanyak tiga peluru di bagian kaki kanan
dan kiri.
“Yang meninggal dunia itu bernama
Yulianus Pigai. Pelurunya masih ada di dalam tubuhnya. Tiga lainnya masih
kritis, peluru masih dalam tubuh yakni Yunior Pakage kena di kaki kanan masuk
ke kiri, Delia Pekei kena di bahu tembus ke tangan kanan dan Yohanes Pakage
juga kena di tangan,” jelas Yanuarius Pekei.
Ditambahkan, tiga lainnya Meki
Pakage, Esebius Pakage dan Penias Pakage luka-luka ringan dan diberikan obat.
Editor : Eben E. Siadari
----------------------------------------------------------
DEIYAI BERDARAH, 1 AGUSTUS 2017
Menurut Saksi Mata di TKP,
Berikut Kronologinya :
APARAT POLISI MENGAMUK MEMBELA
KONTRAKTOR 'AMBER', 12 WARGA SIPIL DEIYAI KENA TIMAH PANAS
Deiyai - 12 Orang warga Sipil
Deiyai ditembak oleh Polisi Satuan Brimob Polres Paniai, pukul 17.45,
Selasa,(1/08) di Oneibo, Tigi Selatan, Deiyai.
Menurut MA, Berikut kronologinya,
sekitar pukul 16.30,(01/08), ada seorang warga, Ravianus Douw (24), tenggelam
di kali Oneibo. Korban berhasil diselamatkan oleh warga setempat dlm kondisi
kritis. Warga setempat memohon bantuan kendaraan kepada Pihak Perusahaan yg sdg
membangun Jembatan Kali Oneibo untuk dilarikan ke Rumah Sakit. Namun pihak
Perusahaan tidak menggubris. Sehingga salah seorang Warga harus ke Waghete
untuk memanggil kendaraan yang jaraknya cukup jauh, kira2 10 km.
Setelah dilarikan ke RSUD Madi, nyawa korban tidak tertolong.
Menurutnya, lambatnya penanganan medis yg disebabkan oleh jarak dan waktu membuat
korban tidak terselamatkan.
Lanjutnya, Jika Pihak Perusahaan membantu cepat, nyawa korban dapat
diselamatkan dengan bantuan medis.
Tidak adanya niat membantu dari
pihak Perusahaan membuat Warga sekitarnya, mengamuk dan membongkar Kem
Perusahaan.
Selang bbrapa waktu kemudian,
sekitar pukul 17.45 (01/08), pasukan bersenjata lengkap dari satuan Brimob
Polres Paniai, turun ke lokasi dan membubarkan paksa masa warga sekitarnya
dengan tembakan timah panas.
Akibatnya, 12 orang korban
tembakan timah panas dilarikan ke RSUD Deiyai. 4 orang sedang dlm kondisi
kritis,1 orang meninggal dan 4 org warga lainya masih bisa tertolong.
Berikut nama-nama korban
tembakan, Nama-nama korban dan serpihan peluru Brimob yang pakai untuk menembak
masyarakat !
Nama2 korban adalah sebagai berikut:
1.Delia Pekey, 20 th, dagu kiri,kaki kiri,tangan kanan, kaki kanan, lengan kiri
dan kanan.
2.Yohanes Pakage, 21 th,tulang lutut kanan hancur (berat)
3.Meky Pakage, 12 th, tangan kanan
4.Esebius Pakage, 12 th, tangan kiri
5.Akubertus Mote, 11 th, paha kanan
6.Penias Pakage,13 th, bokong kanan
7.Yunior Pakage, 14 th, kaki kiri
8.Preni Pigai. 16 th, paha kiri dan kanan hancur (meninggal)
9.Marinus Dogopia,
10.Damianus Pekey,
11.Melkias Pakage
12.Amos Pakage, 19 th, kaki kiri
========================
Laporan the jakarta post: http://www.thejakartapost.com/…/police-chief-dismissed-foll…
Seorang warga Papua Barat berusia
28 tahun ditemukan tewas dengan beberapa luka tembak di tubuhnya sementara
setidaknya sembilan lainnya menderita luka-luka berat, ketika petugas polisi
mencoba membubarkan orang-orang yang sedang marah karena warga protes seorang
yang sekarat masih bisa diselamatkan ini tidak diantar oleh kendaraan milik
perusahaan dewa dan orang sekarat tadi mati tak tertolong diindikasikan
terlambat penaganan medis disebab waktu yang lama dan jarak yang jauh untuk
sampai dipetugas medis.
Jayapura Foto-2 aksi protes hari ini 08 agustus 2017
dijayapura oleh mahasiswa dan masyarakat Papua peduli kemanusiaan, aksi protes
terhadap kasus pelangaran HAM berat, Deiyai berdarah 1 Agustus 2017.
0 komentar:
Posting Komentar