Filep Karma
ANDARIAS GIYAI NEWS, Tahanan Politik Kemerdekaan Papua, Filep
Karma
menuding pembangunan Trans Papua, yang
menghubungkan Sorong hingga Merauke, hanya untuk mempermudah mobilisasi militer
di Papua. Menurut Filep, pembangunan Trans Papua untuk distribusi logistik
seperti yang digembar-gemborkan pemerintah, hanyalah kebohongan belaka.
Buktinya, ujar Filep
jika memang pemerintah berniat memperlancar distribusi, jalan-jalan yang
dibangun bukanlah di pedalaman, namun jalan kota menuju desa. Seperti dari
Jayapura ke pedalaman-pedalaman yang sulit diakses.
"Jadi pembangunan
jalan dari pedalaman yang dipercepat. Padahal untuk harga murah seharusnya dari
Jayapura ke pedalaman, atau dari Merauke ke pedalaman. Tapi buktinya yang di
pedalaman ini dipercepat. Jadi ini ada kepentingan militer sebenarnya,"
ujarnya kepada KBR, Kamis petang (19/05).
Filep menambahkan warga
Papua yang ingin merdeka saat ini terbagi dua kelompok. Yakni sipil dan
kombatan. Kombatan inilah, kata Filep yang sulit dikendalikan pemerintah. Itu
sebab, tentara butuh akses untuk memobilisasi pasukannya menghadang para
kombatan tersebut.
"Perjuangan kan
terbagi dua. Kalau sipil damai. Sementara kombatan susah diatasi. Sehingga
mereka butuh akses untuk mengepung mereka dengan cepat. Itulah jalan dibuat
supaya akses militer dan kendaraan berat militer bisa lewat dengan mudah,"
ujarnya.
Menurut Filep, yang
diinginkan Papua adalah merdeka. Lepas dari Indonesia, bukan membangun jalan
Trans Papua.
"Sebenarnya orang
Papua minta merdeka. Jadi kalau kami merdeka, kami pun akan membangun itu. Itu
hak kami, kedaulatan kami sendiri. Sekarang ibarat orang Papua minta kopi, yang
dikasih coca cola, dengan anggapan di dalam coca cola ada kopi, "
jelasnya.
Proyek infrastruktur
Trans Papua akan menyambungkan Sorong di Papua Barat hingga Merauke di ujung
Indonesia sepanjang 4.330,07 kilometer (km). Tahun ini, pemerintah menargetkan
pembangunan 143,35 km jalan baru. Sehingga total yang akan tembus menjadi
3.995,28 km. Ini berarti sisa jalan yang belum tembus sepanjang 334,79 km akan
dirampungkan hingga 2019.
Pemerintah menilai
terbukanya akses jalan di pedalaman Papua, mulai dari pegunungan, hutan, dan
sungai akan menumbuhkan sumber-sumber perekonomian baru bagi masyarakat di
sekitarnya.
Filep
Karma
0 komentar:
Posting Komentar